Jumat, 16 November 2007

The Descendents of ML

Setelah dilakukan penelitian secara cermat terhadap silsilah keluarga mereka, dapat disimpulkan bahwa tiga tokoh dalam foto itu berasal dari seorang nenek moyang yang sama. Untuk Anda ketahui, nenek moyang mereka tak lain dan tak bukan adalah Mak Lampir (ML) yang terkenal di belantara dunia ilmu hitam itu.

Penelitian menganjurkan agar mereka yang terpaksa melakukan kontak dengan tiga orang dalam foto tersebut mengambil sikap berhati-hati, utamanya bila berinteraksi--langsung dan tidak langsung--dengan tokoh yang di tengah. Perhatikanlah seringai wajahnya--alangkah mengerikan!

Waspadalah! Waspadalah!

5 komentar:

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Unknown mengatakan...

Penjelasan tentang komentar yang terpaksa dihapus.

Saya dikritik karena di sana sini pake bahasa Inggris. Katanya, saya harus menunjukkan identitas sebagai "orang bahasa Indonesia". Saya diingatkan agar jangan menjadikan bahasa Indonesia tamu di negeri sendiri. Terima kasih.

Mengapa dihapus? Sebab komentar itu menggunakan kapital semua--dari awal hingga akhir. Ini bukan perkara EYD. Ini perkara norma menulis di dunia maya. Jika Anda menulis dengan huruf kapital, itu berarti Anda berseru dengan nada tinggi--mungkin marah. Sebelum orang menimbang bahasa, sepatutnya ia menimbang dulu sopan santun. Bagi saya hal itu lebih penting daripada perkara pakai bahasa Inggris atau pakai bahasa Indonesia. :-)

Blog ini tidak dimaksudkan untuk "memamerkan" penggunaan bahasa Indonesia dengan baik, tetapi tetaplah menganjurkan penggunaan BI dengan benar. Tentunya, tak perlu kita ingatkan apa itu "menggunakan BI dengan baik dan benar".

Karena itu (dan juga karena ini blog pribadi), saya punya hak untuk menggunakan bahasa apa saja--Indonesia, Inggris, Lampung, Banten, bahasa gaul, bahkan bahasa jin sekalipun. :-)

Blog ini bukan ruang kelas. Blog ini bukan pula buku ajar, buku teks, makalah, artikel ilmiah/ populer.

Inilah blog untuk berbagi foto warga PSBSI Unila dan menulis komentar dalam bahasa apa saja, asalkan patuh pada tata krama dan sopan santun.

Soal memperlihatkan identitas sebagai "orang bahasa Indonesia"? He he he, ... itu sih sudah lebih dari seperempat abad saya lakoni.

Terakhir, bahasa Indonesia tidak akan pernah menjadi tamu di negerinya sendiri. Emangnya Indonesia ini Singapura atau India? Ini Indonesia, bung! Mereka yang menggunakan bahasa asing, atau bahasa asing campur BI, tidak akan pernah bisa mengubah status BI menjadi tamu di tanahnya sendiri.

Betapapun, terima kasih lagi untuk kritik tersebut. Sebab ada hikmahnya bagi mahasiswa/ mahasiswi PBBSI Unila, yaitu giat belajar agar mampu berkata-kata cerdas dan cendekia serta berwawasan luas (jangan mau jadi katak dalam tempurung).

Niar Daud mengatakan...

ini bukan mak lampir, tetapi ini usagi, minako, n rei yg sedang berubah wujud...
ini keajaiban alam, aku mempercayainya...

Unknown mengatakan...

Persis, Non, di ML jg ada cerita ttg perubahan wujud.
Nah, ngomong2 soal perubahan wujud alias metamorfosis, ane inget cerpen Franz Kafka ttg manusia yg pelan2 jadi badak.

bi3nt4nX mengatakan...

ini bidadar2 khayangan tau,,,hehe
jd wlwpn bergaya kayak apa, tetep aja imut,,,

soal penggunaan BI, knp siy harus dipermasalahkan,,,toh kita tetep menggunakan bahasa yg mdh dimengerti orang kan,,,
kalau masalah menggunakan bahasa2 lain,,,itu siy masalah "dia" aja yg gak ngerti,,,^_^


jgn suka ngomongin orang,kalau diri sendiri belum bener,,,~_^